Makalah
Teori
Asal-Usul Kehidupan
Di
Sususun oleh :
Choirunnisak : 14601030006
Puspa
Dewi : 14601030026
Wiwin
Novianti Printak : 14601030007
UNIVERSITAS
BORNEO TARAKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, kerana berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah ini kami buat dengan mengambil judul “Teori Asal
Usul Kehidupan” yang membahas segi-segi kehidupan yang ada pada saat ini yang
berkembang ataupun yang sudah ada sejak dulu kala.Makalah ini bertujuan untuk
memperluas wawasan kita tentang judul tersebut karena menyangkut kehidupan
makhluk hidup, selain itu juga makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Biologi Umum yang telah diberikan dosen untuk kami.
Besar harapan saya agar para pembaca boleh mengambil
perhatian untuk membaca makalah ini sehingga materi yang ada didalamnya tidak
hanya menjadi sebuah materi saja melainkan menjadi jendela pengetahuan menuju
masa depan yang cerah.
Disamping itu, saya juga mau memohon maaf bila anda
mendapati ada kekurangan dalam makalah ini.dan terima kasih.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makalah
ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam
kehidupan sekitar.Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup
khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam.Akan
tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan
perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya.dalam hal ini adalah
meneliti asal usul kehidupanyang menjadi permasalahan dari
sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. Karena pada umumnya biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada
disekitarnya.
Oleh
karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan
beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu sendiri. Adapun hal
lain yang ingin diperdalam dalam makalah ini adalah mengenai keterkaitan antara
ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin
memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana telah diketahui bahwa ilmu
pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode
ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.
Dan
tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari
itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul
kehidupan melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang diharapkan.
dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
·
Bagaimana asal usul kehidupan menurut teori-teori kehidupan yang telah ada ?
·
Bagaimana pengaruh evolusi terhadap kehidupan ?
·
Adakah teori yang bertentangan denga teori evolusi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asal Usul Kehidupan
Beberapa
teori yang pernah diajukan untuk menjawab masalah mengenai asal usul kehidupan
yang pernah muncul antara lain ;
Teori
kreasi khas (special creation)
Menyatakan
bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural
Teori
kosmozoan
Menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari spora kehidupan yang datangnya dari luar angkasa.
Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada
batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul
organic sederhana , misalnya cyanogens , asam hidrocyanida molekul-molekul organic
tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
Menurut
teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan.Kehidupan dapat timbul
sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.
Teori
Endosimbiosis
Endosimbiosis
artinya simbiosis antara dua organisme, salah satu menjadi inang dan salah
satunya lagi masuk kedalam tubuh inang. Teori ini muncul dengan ditemukannya
fosil organisme prokariotik dan eukariotik
Teori
naturalistic/evolusi oraganik/neoabiogenesis/opurtunistik
Menyatakan
bahwa kehidupan tercipta melalui proses evolusi kimia dan evolusi biologi
berdasarkan konsep biologi modern
Teori
Syncytial
Teori
ini di usulkan berdasarkan beberapa teori yang mencoba menjelaskan evolusi pada
invertebrata.
Teori
Evolusionis
Menyatakan
bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda
mati.Namun, ini adalah dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan
dengan hukum dasar biologi.Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah
manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika
teori Darwin disebutkan.Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih
terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi.Pertanyaan
pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan.Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan.Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
SEL YANG MEMBELAH DIRI
"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal dari kehidupan".Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.
TEORI ABIOGENESIS
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles
(384-322 SM). Dia adalah seorang filosofi dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori
Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi
ini berasal dari benda mati.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan
apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya.
Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau
demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut
penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau
secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga
paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation
spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang
pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya
secara spontan, misalnya :
- ikan dan katak berasal dari Lumpur.
Ernst
Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang
berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel
yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan
bahwa lumpur "Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur
Haeckel" adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup.
Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana
sehingga dapat terbentuk dari benda mati.Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad
ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang
tak hidup.Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan
ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat
memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya".
Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama
terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang
dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan
"secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan
untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di
dunia pun ternyata tidak mungkin.
- Cacing berasal dari tanah, dan
- Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Teori
Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang
bernama Nedhan.Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan
rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan
ditutup dengan gabus.Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut
ditumbuhi bakteri.Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air
kaldu. Teori ini gugur karena pada abad ke-17 karena
Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek
menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami.. Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes
air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik.Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan
Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
TEORI
BIOGENESIS
Teori
ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya.Tiga tokoh terkenal
pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur.
1.
Francesco Redi
Redi
merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori
abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang
ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
- Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
- Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
- Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga
labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
- Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
- Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
- Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut
Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat.Labu ke III tidak
terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa
masuk.Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa
muncul belatung.Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging
pada disain percobaannya.
2.
Lazzaro Spallanzani
Spallanzani
juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
- Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
- Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah
dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian
hasilnya sebagai berikut.
- Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
- Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut
Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari
mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan
disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan
gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak
memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
3.
Louise Pasteur
Pasteur
menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan
pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan.Setelah dingin
dibiarkan beberapa hari kemudian diamati.Ternyata air kaldu tetap jernih dan
tidak ditemukan mikroba.
Disain
pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari
udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut
Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka
tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa.Hal ini bisa dibuktikan bila
labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan
menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya
kaldu.
Dengan
demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar.
Muncullah ungkapan :
“
omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang
artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup,
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
B.
Teori Evolusi
Evolusi
Kimia
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan
para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain
untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara
pakar-pakar tersebut antara lain :
Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa
organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu.
Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk
hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.
Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa
planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu.
Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat
ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada
saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun
membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak
datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak
tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi
tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn
kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2),
Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi
akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk
senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur
tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4),
dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk
uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar
100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung
selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni
kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia,
karena teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya
kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan
untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan
tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
A)
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika
Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul
zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2)
yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis
serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut
menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa
dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk
mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama
berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup.
Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer
tersebut didukung kondisi sebagai berikut :
a) kondisi 1 : tersedianya
molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat banyak di
atmosfer bumi
b) kondisi 2 : adanya bantuan energi
yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis yang
menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,
c) kondisi 3 : terbentuknya zat
hidup yang paling sederhana yang susunan kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi 4 : dalam jangka waktu
yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
B)
Eksperimen Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik
terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan
planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang
terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium
sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas
Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juga dipanasi selama seminggu,
sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi
aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan
loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi
tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat
baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi
dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang
tertampung dalam perangkap embun dianalisis secara kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa
organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti
ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya
sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat,
ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang
berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga penelitian lain,
dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.
Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam
Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senyawa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel
dan pewarisan sifat.
Eksperimen Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan
lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang
kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah
utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum
terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa
organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer
purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang
lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk senyawa yang merupakan komponen sel.
Evolusi
Biologi
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The
Origin of Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2,
CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi
benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan
senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa
hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan
senyawa seperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino
yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut
bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin.
Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah
dilautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya
sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan
menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop
Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di
lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai
berikut :
A. memiliki sejenis
membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk dengan
molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
B. memiliki
kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari dan ke sekelilingnya;
C. memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan pola-pola ikatan didalamnya;
D. mempunyai
kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai
kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga
sebagai kehidupan yang pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang
merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup
seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadakan metabolisme, dan mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.
Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta
energi yang berlimpah sehingga dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih
kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme
transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup kebenda
hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki
kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut :
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat
membentuk kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein
tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat
lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang
terpiah dari fase cair dan membentuk timbunan gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik
tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di
samping itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan
senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid
tersebut bergantung kepada komposisi mediumnya. Dengan demikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan
timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba
diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat
yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk
enzim. Di sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi
penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel
primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan
stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul
yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam koaservat dan
penagturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan
mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium
memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya
memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri
dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat
organik.
a.
Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran.
Prokariotik
pertama kemungkinan merupakan kemoautrotof yang menyerap molekul organik bebas
dan ATP di sup purba melalui sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan
prokariotik yang dapat mengubah ADP menjadi ATP melalui glikolisis bertambah.
Akhirnya, prokariotik yang dapat melakukan fermentasi berkembang dan hal
tersebut menjadi cara hidup organisme di bumi karena belum tersedianya O2.
Beberapa Archaebacteria dan beberapa bakteri obligat anerob yang sekarang hidup
melalui fermentasi, mirip dengan prokariotik terdahulu.
b.
Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat molekul organiknya sendiri.Pada prokariotik awal, pigmen yang dapat menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Selanjutnya,
pigmen ini mampu melakukan transfer elektron untuk sintesis ATP.Prokariotik ini
mirip dengan Archaebacteria yang disebut bakteri halofik.Pigmen yang menangkap
cahaya dikenal dengan bakteriorhodopsin yang dibuat pada membran plasma.
Prokariotik lain memiliki pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk transfer
elektron dari hidrogen sulfida (H2S) menjadi NADP+ dan
dapat memfiksasi CO2. Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk
menggunakan H2O sebagai sumber elekton dan hidrogen. Bakteri ini
adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat molekul organik dari air dan CO2.
Cyanobacteria
berkembang dan mengubah bumi dengan melepaskan O2 sebagai efek
fotosintesis. Cyanobacteria berkembang antara 2,5 miliar hingga 3,4 miliar
tahun yang lalu. Mereka hidup bersama prokariotik lain membuat koloni. Fosil
koloni ini disebut stromatolit yang banyak ditemukan di perairan air tawar dan
air laut
c.
Bangkitnya Organisme Eukariotik
Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membran.Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana?
Sistem
membran organel-organel pada eukariotik dapat terbentuk dari invaginasi yang
terspesialisasi.Pada eukariotik terdahulu, invaginasi (pelekukan ke dalam)
dapat terjadi sehingga membentuk membran inti dan retikulum endoplasma.
Proses
lain yang disebut endosimbiosis menjelaskan pembentukan mitokondria, kloroplas,
dan beberapa organel eukariotik lain. Teori ini di-kemukakan oleh Lynn
Margulis . Endo berarti di dalam dan simbiosis berarti hidup
bersama. Endosimbiosis terjadi ketika sel simbion hidup secara permanen di
dalam sel lain (sel inang) dan interaksi ini menguntungkan keduanya .
Berdasarkan
teori ini, eukariotik berkembang setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen
melimpah di atmosfer.Kloroplas dan mitokondria tampaknya merupakan evolusi sel
prokariotik yang melakukan endosimbiosis dengan sel prokariotik besar.Nenek
moyang mitokondria kemungkinan besar adalah sel prokariotik heterotrof yang
mampu menggunakan oksigen dan menghasilkan energi.Adapun nenek moyang kloroplas
kemungkinan adalah Cyanobacteria.
Sel
eukariotik hasil endosimbiosis ini sekarang kita kenal dengan nama Protista.
Makhluk hidup eukariotik satu sel ini sangat beranekaragam.Beberapa Protista
dapat berfotosintesis, sebagian lagi bersifat heterotrof dan dapat aktif
bergerak.Sebagian mirip jamur dan mendapatkan makanan dengan menyerap secara
absorpsi.
Makhluk
hidup eukariotik banyak sel, seperti rumput laut, tumbuhan dan hewan
kemungkinan berasal dari Protista yang berkoloni. Koloni Protista tersebut
mengalami spesialisasi dan saling bergantung satu sama lain, namun semakin
efisien dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini terus terjadi hingga kehidupan
memasuki daratan dan muncullah makhluk hidup banyak sel yang lebih kompleks.
Bukti-bukti
evolusi ini semakin diperkuat oleh sistematika molekuler berdasarkan
perbandingan DNA organisme. Perbandingan gen RNA mengidentifikasikan bahwa
alpha proteobacteria adalah kerabat dekat mitokondria dan Cyanobacteria adalah
kerabat dekat kloroplas. Sistematika molekuler memberikan cara baru mengungkap
evolusi dan kekerabatan makhluk hidup.
Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan.
Namun, tidak sedikit Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara
acak yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme hidup.
C.
Teori yang bertentangan dengan teori evolusi
Teori
Evolusi Darwin yang dituangkan dalam buku The Origin Of Species adalah contoh nyata
terbesar bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dianggap melawan firman Tuhan dan
mengancam agama.
Teori
Ciptaan
Teori
ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan.Bumi
yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak
berubah.Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib
yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan ,
seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan
oleh-Nya.
Teori
Kedaan bumi yang Selalu Tetap
Menurut
teori ini bumi tidak mempunyai asal mula.Begitu pula spesies yang mendiami bumi
juga tidak mempunyai asal mulanya.
Teori
mantap
Menyatakan
bahwa kehidupan tidak berasal usul (keadaan mantap)
Teori
generatio spontanea
Menyatakan
bahwa makhluk hidup tercipta secara mendadak (spontan)
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Asal
usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan ataupun dibuktikan, banyak teori
yang telah ada dengan alasan yang berbeda namun belum dapat dinyatakan benar
tetapi sudah saling mendukung teori tersebut sehingga menganut kepercayaan
terhadap suatu teori yang dianggap benar.Dengan adanya teori evolusi, asal usul
kehidupan dapat diperhitungkan denga teori evolusi biologi dan teori evolusi
kimia sehingga dapat menjelaskan kepada kita tentang asal usul kehidupan.
B.
SARAN
Untuk
memperoleh informasi yang tepat tentang asal usul kehidupan, kita harus
mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu yang
penting untuk dipadukan dengan teori yang dianggap benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar